“Ah...bukan kesuksesan yang sesungguhnya Anda cari, melainkan kebahagiaan”. Demikian ungkapan seorang teman yang hebat, saya termenung mendengarnya.
Tidak bisa disangkal hampir setiap orang ingin merasakan namanya “sukses”.
Alam telah bertutur; “Berada di puncak gunung memang terlihat mempesona dan menawan, berada di lembahnya ternyata juga tak kalah indah dan mempesona”.
Seperti analogi tadi, seorang guru bisa merasakan kebahagiaan ketika mengajar murid-murid di sekolah. Di sisi lain petani yang sehari-hari menanam padi dan jagung di sawah juga bisa merasa bahagia. Kita masing- masing mempunyai jalan sendiri dalam menapaki kehidupan ini, guru tidak pernah iri pada petani begitu pula petani tidak juga menyesal dan iri pada guru.
Masih ingat dengan teori relativitas Einstein?... jika pergi kekamar mandi kita akan merasa dingin, karena suhu lebih rendah dibanding suhu ruangan. tapi ternyata ketika membuka lemari es akan terasa lebih dingin lagi. Kita bisa merasa paling sukses dikampung kita, tapi di waktu yang sama kita bisa juga merasa lebih kecil jika berada di kampung sebelah. Menurut orang lain kita mungkin nampak sangat sukses, sedang menurut penilaian kita sendiri orang lain jauh lebih sukses.
Dari pemikiran tersebut, kita selamanya akan nampak lebih dan nampak kurang di banding yang lainnya. Jadi di mana sukses yang selalu kita elu-elukan selama ini?...di mana keberadaannya?...bukankah itu hanya ada dalam pikiran kita sendiri ??
Dengan kesadaran seperti ini, bukankah yang terus menerus kita cari sebenarnya hanyalah bahagia? Ada yang mengibaratkan ketika kita memburu sukses, seperti kucing yang mengejar ekornya, semakin di buru semakin sulit memperolehnya, tapi ketika berhenti, ekornya juga akan berhenti. Maka akan mudah mendapatkannya.
Mengutip dari ungkapan Neville yang sangat terkenal, “ a Change your feeling a change your destiny”, ini menegaskan bahwa bukan hal-hal diluar yang seharusnya kita kejar, namun sesuatu yang ada di dalam.
Belakangan ini, di toko-toko buku, banyak kita dapati buku-buku motivasi yang berbicara tentang bagaimana membangun kekuatan diri dengan membangunkan kekuatan dari dalam. Kita juga masih ingat dengan buku fenomenal The Secret yang di susul buku-buku serupa lainnya. Mereka membicarakan hal yang hampir sama, yaitu tentang happiness dengan berbagai makna dan sudut pandang.
Mengganti apa yang ada di dalam, yaitu pikiran dan perasaan memerlukan ketekunan dan ketrampilan, sama seperti mengubah tanah liat menjadi emas berlian. Mudah memang membicarakannya dan mengkonsepnya. Saat hal itu terjadi, di saat itulah kita benar-benar mengenali siapa diri kita. Contoh sederhana saja, saat mendapatkan pujian perasaan kita melambung terbang tinggi, namun di saat kita di cela dan di caci bisakah kita tetap melambung dan terbang tinggi?.
Seorang bijak mengatakan: “Untuk bisa berdamai dengan apa yang ada di luar, untuk mampu melihat bahwa hidup menghidupi kita harus di mulai dengan berdamai dengan diri sendiri, berdamai dengan kekurangan-kekurangan kita, baru kedamaian (kesuksesan) akan bisa terbuka”.
Bahagia bisa mengubah segalanya, bahagia menunjukkan Anda sudah sukses, sudah sembuh, dan sudah makmur.
Terapi Qolbu dalam perjalanannya telah bertemu dengan banyak orang yang nampaknya sangat sukses, mereka pada umumnya mengatakan: “Ah yang penting sukses dulu, yang lain gampanglah”. mendahulukan untuk Sukses terlebih dahulu baru kemudian bisa bahagia, kenyataannya setelah semua tercapai, setelah semua nampaknya terpenuhi ada hal yang tidak bisa di lepaskan yaitu derita kemelekatan dan keakuan. Dorongan untuk mengejar ekornya sendiri menyanderanya dalam perburuan tiada henti, ada jurang yang menganga di dalam diri mereka.
Sepertinya mereka ingin berkata bahwa Kesuksesan haus dan lapar akan sebutan positif, kebajikan(baca bahagia) memadukan positif dan negatif menjadi cahaya kehidupan.
Film The Secret dalam endingnya menyampaikan satu kunci, yaitu berbahagialah saat ini. Kebahagiaanlah yang akan menarik kebahagaiaan yang lain. Jadi sukses atau bahagia yang harus kita pilih?....cukuplah bahagia sebab yang lain akan mengikuti.