Kamis, 27 Oktober 2011

Mengenali Cahaya dalam Diri


Di saat malam datang, siangpun pergi entah kemana, bagi yang menapaki jalan ke dalam diri hal itu tidaklah berarti. Laut pasang saat surutpun menghilang, akan tetapi laut tetaplah laut. Yang mengalami pasang dan surut sepertinya hanya dipermukaan. Namun sepasang mata ini berkata itu nyata.

Sejalan dengan tanda alam di atas, memang sepertinya kita lahir hidup dan dewasa kemudian menua akhirnya mati. Sepertinya proses hidup atau sepertinya hidup nampak nyata sebagaimana apa yang di terawang, diraba dan dirasa.

Yang menarik perhatian banyak pencari pencerahan adalah sebuah pertanyaan besar yakni apa yang ada di balik merasa, berpikir, dan bertindak. Bukan main, nyaris semua ajaran religius mengklaim dirinya sebagai yang paling mengenal dan diperbolehkan menghakimi ajaran lainnya salah dan patut di tempatkan di neraka. Bahkan lebih hebat lagi ada yang rela mati dengan bom bunuh diri demi ajaran yang dianggap paling benar.

Ehem... tidak perlu membahas hal itu, kembali pada laut, siapa yang mengalami pasang dan surut. Di ujung belahan bumi lain ada gugur dan semi, ada tanam dan panen, ada panas dan dingin. Bila kita amati dalam dalam dan dalam; alam sudah menuntun kita akan kenyataan yang meminta untuk mengalami hal itu, jadi bukan menghindarinya dengan alasan karena merasa istimewa atau merasa lebih di banding lainnya agar supaya bisa mengenali siapa di balik dualitas ini.

Acara bincang-bincang di televisi kemarin, tamu yang jadi pembicara yang seorang pendaki gunung , berkata; hidup bukan untuk direnungkan melainkan untuk dilakukan. Mungkin ini kata-kata yang luar biasa, tentunya setelah dia mengenali dualitas hidup itu sendiri. Dia mengenalnya secara langsung dengan bertindak mendaki gunung dan banyak gunung. Secara tidak langsung sang pendaki ingin menyampaikan; lampauilah dualitas hidup ini, kita tidak bisa memilih salah satunya, kita tidak akan pernah mengerti makna hidup di tiap renungan akan diri yang dilakukan.

Teringat dengan pernyataan dari Wayne w dyer dalam salah satu statusnya di facebook, dia berkata;I think only about what I can do now. By thinking small, I accomplish great things. Sepertinya hal ini menunjukkan kedalaman akan pencerahan hidup, siapa yang ada di dalam palung laut dia tidak congkak saat pasang dan cemas saat surut, tenang memahami kenyataan hidup akan pengalaman riak-riak gelombang yang pasang dan surut.

Riak-riak gejolak pikiran kesana kemari mengelabuhi diri untuk terus mengalami gagal dan sukses atau sepertinya begitu. Kesulitan kesusahan dan saudara-saudaranya terus menghantam tanpa ampun karena kealpaan diri bahwa semua pengejaran, pergulatan pencariannya hanya bisa di temukan di dalam diri, yaitu saat Cahaya penerimaan dan penyatuan dualitas hidup hadir.

Akhirnya saat dualitas itu satu, seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa ada tanpa sisi lainnya, maka hidup bukan lagi apa yang kita lakukan dan seharusnya kita menjadi apa, melainkan seperti pendaki gunung dia hanya mendaki, seperti ungkapan wayne w dyer diatas dengan hanya melakukan sekecil apapun bisa mengantarkan kita ke hal-hal yang besar, atau sepertinya kita mengetahui saat kita melakukan apa yang bisa kita lakukan, kita melakukan karena tindakan itu adalah tindakan dari keseluruhan alam ini yang memiliki kecerdasan melampaui matematika 1+1=2.

9 komentar:

  1. tapi tetep perlu loh hidup itu direnungkan, yang penting aksi harus tetep dong. salam

    BalasHapus
  2. Terima kasih rusydi hikmawan; merenungkan hidup itu sendiri sudah merupakan tindakan, tiga unsur kehidupan adalah merasa, berpikir dan bertindak. saat kita merasa dan berpikir bahwa kita sudah cukup, maka tindakan berikutnya adalah menerimanya saat hal-hal yang memang diperlukan datang. pergi ke kantor, menulis, membeli buku, berbelanja adalah contoh dari menerima. salam kembali

    BalasHapus
  3. setuju bgt sob, hal ini pernah aku singgung dlm postinganku, bahwa

    "Sebuah perjalanan seribu mil harus dimulai dengan SATU langkah kecil."

    BalasHapus
  4. yg penting jgn berhenti dan berputus asa, apalagi menyerah, semua hal pasti bs kita lakukan. Tentunya dgn ridho yg di Atas Sana.

    BalasHapus
  5. hidup adalah takdir, kaya adalah pilihan, jadi jangan menyerah dalam menjalani hidup :)

    BalasHapus
  6. kata temanku juga, hidup jangan dipikiri, jalani saja.

    BalasHapus
  7. Ada kondisi dimana kita berprinsif "hidup bukan untuk direnungkan melainkan untuk dilakukan", namun adapula kondisi dimana kita juga berprinsif "hidup bukan untuk dilakukan melainkan untuk direnungkan". Terima kasih sudah berbagi.

    BalasHapus
  8. Dear.

    1. sorry because too late for reply....
    2. A lot of statement on that article is very meaningful and powerful. Thank you so much for your information.

    regards.
    ... Ayah Double Zee ...

    BalasHapus
  9. seperti air mengalir ya n semua butuh kematangan jiwa :)

    BalasHapus